EXPERIENCE : TENTANG MADURA


Hai, Ohaiyo mina san.

L : Hai Rani,
R : Hai L, bahasa Madura-nya "Alhamdulillah, aku sehat, baik dan bahagia" itu apa L?

L : Engggg (mikir sambil garuk-garuk kepala)
R : oke kalau kamu nggak tahu nggak usah dijawab, nanti aku tanya sendiri langsung ke sumber yang terpercaya (mbatin : nungguin kamu lama L)

L : oke, bagus. Jadi hari ini kamu mau sharing apa Ran?
R : Hari ini aku mau share pengalamanku saat tinggal di Madura selama kurang lebih 4 tahun.

L : Ngapain kamu di Madura?
R : Menimba ilmu (kuliah).

UTM photo by kampusaja.com

L : Ooo... Terus ngapai kamu share pengalaman kamu yang satu ini?
R : iya jadi ceritanya aku ini pernah ketemu orang yang dia aku sarankan kuliah di kampus dulu aku menimba ilmu tetapi menolak dengan alasan karena Madura itu ini lah itu lah. Pernah juga ketemu sama orang yang ogah banget kenal sangat dengan orang Madura, tetapi kini takdir berkata lain.

L : orang itu kenapa?
R : dia akhirnya menikah dengan orang Madura. Duh Jodoh nya, nggak bisa ditebak. :)

L : oke langsung aja silahkan sharing Rani

     Tahun 2010 aku lulus SMK di kota Lamongan. Target saat itu adalah kuliah di Universitas Negeri apapun di Jawa Timur. Gokilnya aku tes 2 kali di Universitas Negeri di Surabaya, gagal lagi gagal lagi 😒. Terus yang ketiga aku coba ikut Tes di Universitas Trunojoyo Madura dan "Yes" aku lulus.
     Sempet was-was sih saat tahu keterima di sana. kenapa nggak ? iya pastinya sebelum aktif kuliah, aku banyak mencari informasi tentang kampus tersebut dan tentang Madura juga. Merinding saat mendapat banyak info yang aku peroleh itu bikin nyali ciut karena orang Madura yang katanya serem, karena ada istilah "Carok". Kedua karena untuk sampai ke Madura itu kita harus menyebrang lautan (saat aku kuliah dulu sepertinya Jembatan Suramadu belum jadi). Ketiga banyak temen-temen yang tanya dan bilang gini "kamu kok berani banget kuliah di sana, atau kamu yakin mau kuliah di sana?".
     Tekad bulat, akhirnya September 2014 aku lulus kuliah dengan nilai yang memuaskan, mendapat sahabat dan teman-teman yang sangat baik, dan pengalaman yang luar biasa. Buat kamu yang ragu untuk melanjutkan sekolah di Madura atau ke sana untuk traveling, coba deh simak pengalamanku di bawah ini yang mungkin bisa menjawab keraguanmu saat ini.

1. Masyarakat Madura terkenal Pemberani dan Pantang Menyerah

    Hal ini terlihat setelah aku memperhatikan teman-temanku yang orang Madura. Saat di kampus dulu mayoritas itu bukan dipenuhi oleh Mahasiswa dari orang Madura, tetapi lebih banyak orang Lamongan, Gresik, Bojonegoro, Surabaya dan Sidoarjo. Tetapi yang aku lihat saat itu, Mahasiswa berprestasi lebih banyak di dominasi oleh Mahasiswa asli Madura, seperti beasiswa Djarum, beasiswa bidik misi, dan beasiswa lainnya. Apalagi saat di kelas, kebanyakan yang vokal saat presentasi itu juga Mahasiswa asli Madura. Oke, tidak semua fix vokal, tapi buat temen Madura yang vokal akan terlihat menonjol sekali. Itu yang bikin aku iri dan belajar banyak banget dari mereka.
    Untuk masyarakatnya (bukan mahasiswa) juga sama. Halo siapa yang tidak tahu "Sate Madura"? ya Sate Madura begitu terkenal karena orang Madura yang banyak merantau ke banyak tempat di Indonesia. 
Jadi tidak ada yang benar-benar membedakan kita dengan mereka (orang Madura). Kita sama-sama makan nasi, sama-sama menghirup oksigen dan kebanyakan mereka juga suka berpetualang kok :) .

2. Masyarakat Madura terkenal dengan Ketegasan dan Menjunjung tinggi Harga Diri tapi tetep Baik Banget.

Ada istilah "Angoan pote tolang etembang pote mata"

    Hei, jangan salah paham. Bukan berarti mereka terkenal karena sangat menjunjung tinggi harga diri, mereka juga bakal bersikap sombong dan arogan. Asli selama 4 tahun tinggal di sana aku hampir merasa bahwa mereka seperti keluarga. Mereka sangat ramah, suka menolong teman yang kesulitan danan terbuka dengan dunia luar yang ingin berbagi ilmu, kebahagiaan, dan hal-hal positif lainnya.
    Mengenai harga diri itu beda lagi urusannya jika kamu secara sengaja menyakiti mereka dengan sikap burukmu, misal : selingkuh, fitnah, berbohong dan sikap-sikap tercela lainnya. Beneran deh, jika kamu baik maka mereka akan sangat baik denganmu, tetapi jika kamu menyakiti mereka, maka bisa jadi ..... "bayangkan sendiri".
    Jadi, apakah mereka pendendam?
Jawabanku : kalau selama ini yang kualami saat hidup bersama dengan mereka di sana, itu tidak benar. Aku malah melihat beberapa temanku sangat bijaksana melihat kehidupan dan cinta damai. Tetapi setiap orang beda-beda. Aku yakin orang Madura tahu banget yang bercanda mana yang serius, mana yang benar dan mana yang salah. Cuma, Halooo, mana ada sih orang yang mau sengaja disakiti?

3. Tamu adalah Orang Spesial.

    Ini nih yang aku suka banget dari orang Madura. Asli nih aku sering banget ikut bakti sosial acara organisasi di kampus ke pelosok-pelosok desa di Madura setiap tahunnya. Setiap warga yang aku temui itu ramah kok dan hampir setiap kepala desa di sana kalau kedatangan tamu tak terkecuali mahasiswa, pasti dikasih jamuan makan. Mereka bakal tersinggung jika kamu menolak apa yang mereka suguhkan ke kamu meski hanya segelas teh hangat. (Pengalaman selama ini sih belum pernah disuguhi teh hangat doang, pasti ada temennya seperti kue dan paling sering di suruh makan nasi 😃 )
    Aku bersyukur juga karena punya sahabat orang Madura, sebut saja dia "mama". Aku dan sahabatku terdiri dari 4 orang dari berbagai kota (Lamongan, Jombang, Tuban) dan salah satunya si Mama yang asli dari Madura. Kenapa kami menyebutnya "mama", karena dia seperti seorang ibu, baik banget kalau sama kita bertiga dan selalu ada saat butuh pertolongan. Terutama jika setiap kali ada hajatan di rumahnya, dia rela jauh-jauh nganter makanan buat kita bertiga di kos-kosan. Asli bro, nostalgia banget.
    Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan. Kami ber-empat saling mengisi kekurangan kami "klop banget" pokoknya. I miss you #RanDLY.

4. Menikah muda dan Kesetiaan.

    Hahaha ini bener-bener aku alami sendiri bro. Aku pernah dilamar sama orang Madura saat pertama kali masuk kuliah sama seorang laki-laki dan ibunya karena mereka sudah merasa sangat klop sama aku. Hmmmm, tapi kamu tahu sendiri kuliah semester satu aja belum kelar, masak iya mau aku tinggal nikah. Bisa-bisa di wusshhh sama bapak dan ibuku di rumah. 😓
   Kok bisa?
Jadi ceritanya itu aku ketemu sama ibu itu dan anaknya yang laki-laki di Angkot dalam perjalanan mau ke Pelabuhan Kamal. Kami banyak ngobrol dan bahkan baik minuman dan biaya angkotku pun dibayari oleh mereka. Hampir 1 bulan kami masih saling berkomunikasi dengan baik. Aku pikir banyak kawan selain Mahasiswa itu tidak ada salahnya. Ibu tersebut seorang kepala sekolah dan anak laki-lakinya seorang guru.  
    Tapi aku salah, mereka menganggap keakaraban ini adalah sinyal bahwa aku juga serius menyukai laki-laki tersebut. Mungkin aku yang ke Ge-Er'an kali ya? Masalahnya makin lama mereka udah menuju ke pembahasan pertunangan dan pernikahan, sih. Lalu si ibu menjelaskan bahwa orang Madura terkenal setia dan dijamin yang menikah dengan orang Madura akan sangat beruntung. Aku yang merasa ini terlalu cepat pun, memutuskan, Oke fix, perlahan-lahan aku mulai mundur dan menghilang dari kehidupannya. 
    So, buat kamu Jomblo, yang ingin nikah muda, tinggal di Madura mungkin salah satu solusinya. Semoga bisa menemukan laki-laki yang Setia, ya girls.
note : aku percaya kalau orang Madura itu sangat banyak yang setia, karena Bapakku tersayang juga orang Madura. Aku bisa melihat bagaimana bapakku mencintai ibukku hingga saat ini. (hihihi, Asli)

5. Kaya akan Bahasa Daerah

    Jujur nih ya selama tinggal 4 tahun di Madura, aku hampir belum bisa bahasa Madura. Kenapa? karena bahasa mereka yang cepat. Oh bisa jadi aku saja yang terlalu lamban mencerna apa yang mereka ucapkan. Berdasarkan pengalamanku loh ya. 😴
Jika melihat mereka sesama warga Madura berkomunikasi, mereka bisa berbicara dengan sangat cepat. hehehe aku sering gagal fokus.
    Kerennya mereka kebanyakan tahu dan bisa lancar berbahasa Jawa dan bahasa Indonesia. Sebel saat ada temen di kampus bercanda mengatakan "be'na jubek". Aku cuma bisa kowah kowoh. orang bilang itu artinya "kamu cantik", tapi saat aku memastikan ke sahabat aku si Mama, ia menjelaskan artinya "kamu jelek" , hehehe. Jadi saran aku meski kamu tidak bisa berbicara dengan bahasa Madura, kamu tetap harus belajar memahami artinya. Percayalah, saat kamu memahaminya kamu bakal paham dengan cara mereka bercanda dan tertawa bersama.
    Satu lagi, beda daerah beda bahasa. Maksudnya? iya meski sama-sama Madura tapi bahasa Pamekasan, Bangkalan, Bawean, Sampang, dan Sumenep itu berbeda. Tidak beda 100% tapi amannya lebih baik kamu menggunakan bahasa Indonesia saja jika tidak betul-betul menguasai bahasa Madura untuk berkomunikasi dengan orang Madura yang baru kamu kenal.

6. Beragam Kuliner yang Unik dan Terkenal

Bebek Sinjay photo by Ulinulin.com

6. Beragam Kuliner Unik
x

    Oke jika aku bertanya, apakah kamu pernah makan "Rujak Soto?" pasti yang muncul di benak kamu "Hah, Rujak Soto? Makanan Apa tuh, aneh banget, Rasanya kayaknya nggak mungkin". Halooo jangan gitu, karena aku dulu juga pernah berfikiran demikian, tapi setelah mencicipi rasanya, jujur loh ya --- Rasanya enak. Asli. hahahaha, beneran.
    Ada lagi kuliner namanya "Bebek Sinjay" dan "Bebek Sonkem". Ada juga kuliner khas yang namanya "Lorjuk" dan nama makanan lainnya yang sangat unik. Rasanya nggak aku ceritakan ya, mending langsung aja kamu jadwalkan traveling ke Madura.

    Terima kasih udah mampir ke blog aku, semoga bermanfaat :)

Komentar