DI SUATU WAKTU, KAMU PERLU MENJADI ORANG MALAS




Jika kamu orang yang anti dengan kata “malas”, lebih baik sudahi saja membaca tulisan ini. Tetapi jika kamu menganggap bahwa malas itu tidak selamanya buruk dari sudut pandang yang berbeda, maka silahkan melanjutkan membacanya, menikmati pengertian kata “malas” dari sisi lain.
Yuk,sejenak kita malas.
Di sini saya tidak akan membahas mengenai pengertian dari malas, toh nantinya kamu berfikir apa juga manfaatnya tahu pengertian dari kata malas? Jadi saya juga malas membahas pengertiannya. Tulisan ini tentang kata “malas” yang sebaiknya tidak perlu dibunuh, namun dikelola dengan bijaksana.
Jika malas itu tidak bermanfaat, maka mengapa setiap orang memiliki rasa malas? Bukankah tidak ada sesuatu yang sia-sia di muka bumi ini yang diciptakan oleh Tuhan?
Eitsss, dah
 Ini dia beberapa manfaat sifat malas yang sering kamu perangi, check it out!!!

1.      Malas sebagai Sarana Intropeksi Diri



Rajin pangkal pandai, bukan berarti tidak rajin membaca buku maka tidak akan bisa menjadi seseorang yang pandai. Kamu sangat pandai dalam menghitung tapi parah dalam mengarang. Jadilah rasa malas mengarang itu yang menyebabkan nilai bahasa Indonesia kamu lebih buruk dari pada nilai matematika.
Halo… Tidak ada manusia yang sempurna yang pandai dalam segala hal.
Malas bias jadi mendorong seseorang untuk intropeksi diri sendiri dengan menemukan bakat yang terpendam atau menyadarkanmu dari masalah yang selama ini tidak kamu sadari. Malas juga bisa mengajak kamu untuk intropeksi kepada diri sendiri apabila ada orang-orang di lingkungan sekitar yang biasa berinteraksi dengan kamu, tiba-tiba menjadi aneh dan malas saat bertemu denganmu.
Misal dia malas saat kamu mengajaknya mengobrol, malas saat kamu mengajaknya hangout atau malas ini dan itu, apapun itu jika berhubungan denganmu. Bisa jadi kamu suka ngutang, bau nafas kamu yang kurang sedap, bau badan kamu yang Wow, seseorang yang lelah menjelaskan sesuatu kepada kamu berkali-kali tapi kamunya tidak kunjung paham-paham (lola-loading lama), teman kamu merasa bosan karena hobi kamu yang suka mengeluh, atau mudah terbawa perasaan karena terlalu banyak nonton drama korea (baper, istilah kekiniannya). Bisa jadikan?



2.      Memperkuat Felling



Pernahkah kamu menolak pergi karena malas saat diajak jalan-jalan oleh teman se-gengmu, lalu mereka akhirnya memutuskan pergi tanpa kamu karena hal tersebut adalah momen yang tidak selalu datang dua kali? misal nonton konser atau nonton film seri terakhir di bioskop. Keesokan harinya mereka menceritakan perjalanan mereka yang ternyata tidak sesuai harapan, seperti tiba-tiba hujan sangat deras, ada demo yang bikin jalan macet gila, atau kendaraan mogok dan kisah-kisah naas lainnya yang menjadikan perjalanan mereka tidak seindah yang dibayangkan. Saat itu ada rasa bersyukur atas kemunculan rasa malasmu karena tidak jadi mengikuti ajakan teman-teman kamu saat itu.
Suatu hari saat kamu bekerja, tiba-tiba ada perasaan malas bekerja. Ogah banget kalau disuruh lembur setiap hari. Melihat tumpukan pekerjaan di atas meja menguatkan perasaan kamu untuk segera pulang ke rumah. Dan benar saja, saat pulang kamu mendapati orang tua atau saudara kamu yang sedang sakit tetapi mereka tidak mengabari kamu karena takut akan mengganggu pekerjaanmu.
Jangan mengabaikan rasa malas. Kadang-kadang kamu perlu memperkuat felling kamu melalu rasa malas. Asli, jangan remehkan kata malas.



3.      Menemukan Keberuntungan dengan Malas



Kamu ingin beli buku milik idola kamu yang katanya mau launcing bulan depan. Tetapi kamu malas jika harus jauh-jauh pergi ke toko buku karena niatnya cuma beli satu buku saja. Ada banyak cara kamu tidak harus keluar rumah untuk mendapatkan buku Sang idola.
Kamu bisa titip ke teman kamu yang kebetulan juga akan pergi ke sana dengan pacarnya dan kamu lagi-lagi memilih tinggal di rumah karena kamu jomblo. Oke, fix. Jika dia enggan memenuhi permintaanmu, kamu bisa pre-order langsung ke penerbitnya melalui online shop. Selain hemat bensin, kamu akan mendapatkan diskon, dan jika beruntung kamu juga akan mendapatkan merchandise atau bahkan bonus berupa tanda tangan Si Penulis.
Menemukan solusi untuk mencapai tujuan tidak harus melulu dengan berpikir serius, kerja keras boleh lah, tapi kerja cerdas juga perlu dilatih. So, segera temukan keburuntungan dan wujudkan impian kamu dengan rasa malas.

4.      Malas adalah Gudang Inovasi



Berterima kasihlah kepada orang-orang yang malas, karena dari sikap malas merekalah muncul berbagai inovasi yang membuat suatu pekerjaan dapat diselesaikan dengan cara yang lebih sederhana. Belanja online adalah salah satu bukti inovasi yang kini banyak digandrungi oleh masyarakat.
Belanja online diperuntukan untuk orang-orang yang malas bergerak, malas berpanas ria ke tempat barang yang ingin dibeli, malas mengeluarkan bensin alias hemat, pokoknya ingin enaknya sendiri dan nggak mau ribet. Termasuk pembayarannya yang serba online. Dompet kosong tapi ATM penuh dengan rupiah, nggak masalah, bayar apapun nggak harus tunai dan karena ada m-banking.
Sikat gigi elektrik contoh yang kedua untuk mereka yang malas. Kamu dapat menyikat gigi yang katanya bisa lebih bersih dan hemat tenaga dari sikat gigi manual biasanya. Kurang keren apa coba?
Telpon genggam juga dulu ukuranya besar, berat, pakai keyword yang masih di pencet-pencet. Lah sekarang, sudah ada android dengan layar colek, ukuran lebih slim dan ringan. Memudahkan pengguna dalam mengirim pesan dimana tidak membutuhkan tenaga lebih banyak dari telpon genggam jaman dulu yang kini hanya tinggal colak-colek layar sentuh.
Bahkan kalau kamu malas mengetik saat browsing, google kini sudah menyediakan fasilitas “Penelusuran suara”. kamu cukup perlu menekan satu tombol bergambar icon microphone dan ucapkan kata kunci yang ingin ada cari saat berselancar di dunia web.
“Oke google, tempat makan murah di Surabaya” – sambil harap-harap cemas dan elus elus dompet.
Bisa jadi ke depannya telpon genggam alias HP ke depannya tidak perlu ketik ini itu atau dengan penelusuran suara juga, tapi cukup dengan bahasa qalbu aja, hehehe #berimajinasi.

            Terlalu lama kamu membaca tulisan ini bisa jadi kamu bosan. Malas karena menurut kamu tulisan ini bisa jadi kurang bermanfaat, sepertinya itu pilihan yang tepat. Lagi-lagi rasa malas menyelamatkan kamu dari tulisan ini agar waktu kamu tidak terbuang sia-sia dan mencegah munculnya rasa gemas karena mungkin tidak sependapat dengan saya. Terserah kamu mau memusuhi rasa malas atau bagaimana. Manusia butuh istirahat juga jika sudah terlalu penat. Ngopi dulu lah. 😉



Komentar